22BD0462-DEDF-4670-B2B2-EE6AAF912D57-750x430

Kiai Wahfiudin Menyampaikan : Dakwah Bukan Hanya Mengajak Namun Membelajarkan

Medan – Hari kedua PDT (Pelatihan Dakwah Transformatif) Kiai Wahfiudin membongkar rahasia dakwah agar mudah diterima oleh masyarakat. PDT yang diadakan selama 4 hari 3 malam di Aula Siti Banun Medan ini diikuti 14 muballigh dari berbagai daerah di Sumut.

Menurut Wakil Talqin TQN Pontren Suryalaya manusia lebih terseret dari apa yang dilihat dari pada apa yang didengar.

Berdasarkan sebuah penelitian, setelah 24 jam apa yang didengar seseorang hanya bisa melekat 10%. Namun apa yang dilihat masih tertinggal 30%. Sementara jika didengar dan dilihat bisa mencapai 50%. Sedangkan orang yang melakukan, mengalami masih bisa melekat hingga 70%.

“Supaya mudah membuat orang belajar maka dakwah bukan hanya menyampaikan namun juga membuat orang mengalami dan melakukan,” ujarnya.

Kiai Wahfiudin memberikan sebuah ilustrasi. Orang tua tidak cukup hanya menyampaikan ajakan shalat kepada anaknya. “Nak ayo shalat sudah masuk waktu maghrib.” Sementara orang tua masih sibuk dengan gawainya.

“Akan lebih baik jika orang tua itu meletakkan gawainya lalu bangkit mengambil air wudhu, sambil mengajak anaknya. Karena dakwah bukan hanya mengajak namun membelajarkan,” terang Mudir Aam JATMAN.

Kiai Wahfiudin lalu mencontohkan hadis tentang wudhu sambil mengajak peserta untuk mempraktekkan.

“Benar kiai, dengan mempraktekkan kami jadi lebih mudah menangkap pesan hadis karena kami mendengar, melihat dan mengalami,” ujar Ustadz Anwar peserta dari Toba Samosir.

Di akhir sesi Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini mengajak muballigh yang sering bertugas di daerah bisa menggunakan alat audio visual. Audio visual bukan hanya LCD proyektor dan layar.

“Kita bisa menggunakan media seperti karton, gambar dan barang-barang lainnya. Setidaknya ada yang bisa dilihat dan didengar. Ini lebih baik dari pada ceramah hanya verbal saja.”

Ustadz Bobby Herwibowomenyampaikan . “Ia menggunakan gerakan untuk menghafal qur’an sehingga lebih mudah dan lama melekat.”

“Kesimpulannya dakwah bukan hanya sekedar mengajar namun membelajarkan. Teknik pembelajaran yang terbaik adalah Learning by Doing. Alatnya disebut simulasi.” tutupnya. (