dua-abah-750x430

Tentang Tanbih, Apa Kata Ikhwan ?

Jakarta – Tanbih sebagai pedoman hidup ikhwan dan akhwat telah berusia 63 tahun lebih semenjak ditandatangani oleh Pangersa Abah AnomRabu (13/2). Tanbih sebagai pedoman hidup ikhwan dan akhwat TQN Pontren Suryalaya memiliki nilai-nilai yang masih relevan hingga saat ini dan menjadi solusi kehidupan.

Apa kata murid-murid Pangersa Abah Anom tentang tanbih? Berikut beberapa testimoninya;

“Negara mempunyai UUD, agama mempunyai kitab suci, sastrawan dan budayawan mempunyai kredo. Semua itu berfungsi sebagai acuan dan pedoman berprilaku. Maka TQN Suryalaya mempunyai TANBIH. Secara bahasa tanbih bermakna peringatan, perhatian. Tetapi secara praktis bermakna sebagai tolak ukur tingkat keterpujian akhlak setiap pengamal TQN Suryalaya.” (KH. Dimhari, Pengasuh Pesantren Latifah Mubarakiyah, Cangkringan Yogyakarta).

“Subtansi tanbih itu padat berisi, dalam dan komprehensif. Membacanya, mendengarnya dan merenungkanya dapat menembus relung jiwa yang butuh cahaya. Menghayatinya dapat menghadirkan sejuta rasa; malu, haru, rindu, menyatu. Tanbih bersumber dari kebeningan qalbu dan ikhlasnya rasa, sehingga dapat menembus jiwa. (Dr. H. Imam Khanafi al-Jauhari, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pekalongan).

“Sangat-sangat bermakna kalimat yang ada di dalam tanbih sehingga tidak sedikit orang yang mendengar dan membaca langsung mendapat petunjuk. Kita bisa menangis dengan sendirinya. Dalam waktu yang singkat pula pembaca atau pendengar dapat merasakan sentuhan ke dalam qalbu.” (H. Syamsul Hidayat, TQN Batam).

“Tanbih itu gerbongnya TQN menuju keridhanNya. Membumikan bahasa al-Quran dan hadis serta ijma ulama, menjadi aplikasi inti dari sari pati ajaran islam. Untaian mutiara, ‘Cintailah orang yang membencimu’ adalah maqam para waliyullah.” (Ustadz H. Agus Syarif Hidayat, TQN Jakarta).

“Hal yang sangat mengagumkan dari Tanbih adalah adanya pesan untuk menaati aturan Agama dan Negara. Di satu sisi membuat para pengamal TQN Suryalaya memiliki kesadaran untuk selalu taat aturan yang berlaku. Di sisi lain menjadi alibi bagi negara tempat domisili bahwa pengamal TQN Suryalaya bukan pengusung paham radikalisme.”.

IMG-20181201-WA0085-670x440

Perwakilan Wonosobo Gelar Kajian Tasawuf

Wonosobo –Di Pondok pesantren AL kautsar,Kedewan ,Kertek,Wonosobo Jawa Tengah,yayasan serba Bakti (YSB) Pondok Pesantran Suryalaya mengadakan Manaqib syaikh Abdudul Qodir Jailani Sabtu (1/12)acara Manaqib ini bertemakan Tassawuf dipimpin oleh ustadz Wafiudin sakam.

Manaqib diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Muhammad Haris, pembacaan tanbih oleh Hidayat, tawasul oleh KH. Musthafa, dan pembacaan Manaqib oleh Kiai Muzamil serta doa oleh KH. Nur Shadiq pengasuh Ponpes Al Mashruf.

KH. Mahbub mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kiai Wahfi beserta tim yang menyempatkan diri di tengah kesibukan. Juga kepada KH. Mushtafa beserta keluarga selaku shahibul bait dan seluruh panitia.

Beliau juga mengumumkan agenda safari dakwah serta mengenalkan JATMAN kepada jamaah yang mayoritas pengamal tarekat TQN PP Suryalaya. “Ikhwan di sini amat menantikan tausiyah dari Kiai Wahfi,” ungkap Ketua YSB PP Suryalaya Perwakilan Wonosobo saat memberi sambutan.

Usai shalat zuhur dan zikir berjamaah, Kiai Wahfiudin langsung menyampaikan kajian tasawuf di Mushalla Al Kautsar yang berada dalam Komplek Ponpes Al Kautsar.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan & Kaderisasi MUI Pusat ini menjelaskan tentang pengertian zikir dan bagaimana mengaplikasikan zikir dalam setiap aktivitas dan profesi. “Gunakan zikir untuk belajar, gunakan untuk berdagang, gunakan dalam kehidupan sehari-hari” ucap wakil talqin Abah Anom

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa manfaat berzikir selain untuk membersihkan qalbu dan membentengi diri dari godaan syaitan sebagaimana dalam surat al Araf ayat 17. Dengan zikir pulalah seseorang terhubung dengan Allah dan mengantarnya menjadi manusia yang bermanfaat. “Hidup itu harus memberikan manfaat untuk orang lain, hidup itu harus berkarya,” tegas Mudir Aam JATMAN.

Usai rehat siang Ustadz H. Handri Ramadian melanjutkan materi tasawuf tentang konsep diri manusia yang bukan hanya terdiri dari tubuh biologis dan qalbu menjadi inti dari ruh manusia. Saat ini kajian masih berlangsung.