Bogor – Pagi ini, Ahad (7/10) Pengurus Yayasan Serba Bakti (YSB) Pontren Suryalaya Perwakilan Bogor menyelenggarakan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (qs). Kegiatan bulanan yang rutin diadakan tiap hari ahad, dua pekan setelah manaqib di Suryalaya ini dihadiri sekitar 500 ikhwan TQN Suryalaya di Bogor dan sekitarnya.
“Manaqib di Masjid Baitul Akhfa Bojong Gede Bogor rutin setiap bulan. Patokannya 2 pekan setelah Suryalaya,” ujar Ustadz Heri pengurus DKM.
“Alhamdulillah manaqib sekarang dihadiri dua wakil talqin Suryalaya, Kyai Wahfiudin Sakam dari Jakarta dan Ajengan Aah dari Cianjur. Kyai Wahfiudin menyampaikan khidmat ilmiah, sedangkan Uwa Aah bagian talqin dzikir di wisma,” sambung ia menjelaskan.
Dalam kajiannya Kyai Wahfiudin mengingatkan makna Ilah. Menurut Mudir Aam JATMAN Ilah bukan bermakna Tuhan pencipta alam semesta. “Jika maknanya pencipta alam semesta, itu Rabb, Rabbul ‘Alamin,” terangnya.
“Ilah sesungguhnya adalah sesuatu yang kita cintai, kita kejar lalu kitu turuti. Kita segala-galakan. Dan Ilah itu bisa jadi harta, popularitas, orang-orang sakti, bahkan diri kita,” lanjut Wakil Ketua Komisi Pendidikan MUI Pusat.
Berdasarkan uraian yang disampaikan, dzikir yang paling utama adalah kalimat tauhid untuk menafikan ilah-ilah palsu yang telah lama bersarang dalam diri kita.
“Terlebih lagi kalimat tauhid ini telah ditanamkan oleh Guru Spiritual Pangersa Abah Anom.”
“Apa yang beliau ajarkan itu musalsal silsilahnya, tersambung kepada guru sebelumnya hingga Syaikh Abdul Qadir al-Jailani , terus hingga sampai ke Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam,” tegasnya.
Di akhir khidmat ilmiah Mudir Aam JATMAN mengajak seluruh jamaah mempraktekkan dzikir yang ngabeg-beg, artinya dzikir yang bukan keras ke luar namun kuat ke dalam, sehingga masuk ke dalam qalbu.