SYEKH ABDUL KHADIR ALJAELANI

Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Menyelamatkan Muridnya Dari Api Dunia Dan Akhirat

Syekh Miyan Udhmatulloh dari golongan Imam Ulama Arifin berkata: “Di negeriku Burhaniyun, saya bertetangga dengan seorang kaya. Ia beragama Hindu penyembah api (agni), namun ia sangat rindu cinta kepada Syekh Abdul Qodir.

Setiap tahun diundang para pejabat pemerintah, para ulama, dan tidak terkecuali para fakir miskin untuk berpesta bersuka ria, makan bersama di rumahnya. Untuk lebih semarak lagi, rumahnya dihiasi dengan dekorasi yang beraneka ragam wama keindahannya, ditaburi dengan bunga-bunga yang harum semerbak serta minyak yang harum mewangi. Tujuan diadakan pesta itu semata-mata terdorong rasa cinta mahabah kepada Syekh, malah ia merasa bangga mengaku menjadi muridnya.

Rupanya ajal telah tiba baginya, dan setiap jiwa harus merasakan mati. Pada waktu mati, keluarganya merawat mayat itu sesuai dengan keyakinannya, yaitu tata cara agama Hindu, si mayat harus dibakar. Timbul keanehan, di luar kebiasaan sosok mayat itu tidak hangus terbakar menjadi abu, bahkan sehelai rambutpun tidak lenyap dimakan api. Akhirnya keluarganya sepakat bahwa mayat itu lebih baik dihanyutkan ke sungai.

Menghadapi kejadian ini, di negeri tersebut berdiam seorang wali. Pada malam harinya ia bermimpi dikunjungi Syekh. Beliau berpesan: “Mayat orang Hindu yang te·rapung-apung dihanyutkan air itu ialah muridku, dan ia telah diberi nama Sa‘dulIah, supaya ia segera diangkat dari sungai dan dikubur sebagaimana mestinya menurut kewajiban dan ketentuan agama Islam, karena ia seorang muslim.

Mengapa sosok mayat itu tidak lenyap dimakan api sehingga api tidak mempan untuk membakarnya? Hal ini tiada lain karena Alloh telah berjanji padaku bahwa Alloh tidak akan membakar murid-muridku baik dari api dunia maupun api neraka.

Manaqib-Semarang-2-750x430

Inilah Pesan Kiai Anhari untuk Ikhwan yang Baru Talqin Dzikir

Semarang –Bertempat di Masjid Al-Muhtadun yang beralamat di Jl. Banteng Utara VI Gayamsari. Perwakilan Semarang kemarin Ahad (17/2) mengadakan Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani (qs). Amaliah bulanan ini digelar Ahad ketiga setiap bulannya di Masjid Al-Muhtadun.


Ustadz Su’aidi Ahmad, alumni Lirboyo Jawa Timur. Ustadz yang aktif di PLN Demak menyampaikan materi keluarga sakinah. “Suami istri harus bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai kaidah Islam,” ujar ayah dengan dua putra ini.

Membina keluarga yang baik ada tuntunannya di dalam tanbih.


P

“Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dhohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya ‘Budi Utama-Jasmani Sempurna’ (Cageur-Bageur).”

Sementara itu Kiai Anhari setelah menyampaikan talqin dzikir berpesan agar ikhwan dan akhwat istiqamah mengamalkan dzikrullah. “Implementasikan Islam Iman dan Ihsan dengan baik seperti yang dicontohkan guru mursyid,” pungkas wakil talqin yang tinggal tidak jauh dari lokasi manaqib.