Inilah Tanda Tanda Datangnya Rejeki Besar

Keberkahan Rejeki

Seringkali kita mendengar cerita dari akan adanya fenomena dihadapan kita adanya seorang tukang becak dengan penghasilan yang tidak menentu. Beliau mampu menyekolahkan keenam anaknya hingga sarjana. Namun adapula cerita tentang seorang pengusaha dengan penghasilan berlebih, gagal untuk mendidik anaknya

Fenomena dua kejadian diatas menimbulkan tanda tanya dalam diri kita sebenarnya apa kunci dari keberhasilan tersebut. Kalau hanya menggunakan teori matematika tentunya seorang pengusaha tadi pasti lebih sukses, dikarenakan karena materi yang berlimpah, tetapi kenyataanya seorang tukang Becak yang dengan penghasilan tidak menentulah yang dapat mensukseskan anak-anaknya.

keberkahan rezekilah kunci dari semua itu, kita kadang dihadapkan pada situasi yang sulit, sampai ada lelucon disekitar kita ” cari yang haram aja susah, apalagi yang halal “. Kita harusnya Yakin bahwa yang mengatur dan memberi rezeki itu ALLAH, jangan sampai kita kita menghalalkan segala cara untuk memperoleh rejeki tanpa perduli mana yang halal, mana yang haram, jangan sampai apa yang kita peroleh dari jalan yang haram, malah menjadi sumber penyakit, sebab dari sumber yang halal yang akan menghasilkan keberkahan.

Dengan rejeki yang halal dan berkah tersebut yang akan mengantarkan kita untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup, menuju kesuksesan baik didunia maupun diakhirat. Kita harus yakin dan percaya bahwa jatah rejeki seseorang tidak akan tertukar , tidak perlu untuk menghalalkan segala cara, sikut sana sikut sini, menipu, korupsi dan cara- cara kotor lainnya, sebab hakikat rejeki itu bukan pada jumlahnya tetapi pada berkah dan manfaatnya.

Kita kadang memandang makna rejeki hanya berdasarkan dari jumlah angka saja, padahal yang dimaksud rejeki adalah yang bersifat umum, apa yang kita nikmati, sehat, terhindar dari bala bencana dan yang terpenting manfaat dari rejeki tersebut juga merupakan hakikat keberkahan rejeki. Semoga kita selalu dapat mensyukuri anugerah rejeki yang diberikan ALLAH kepada kita untuk kemanfaatan bagi semua.Keberkahan rejekilah  yang akan membuat ketenangan dalam hidup dan menjadi keutamaan dalam kewajiban kita dalam mencari rejeki.

logo

Islam Rahmatan lil’alamin

Islam itu rahmatan lil’alamin, menjadi pedoman hidup manusia sebagai khalifah dimuka bumi, agar berjuang menjadi mahluk terbaik yang mampu menebar keberkahan , kemanfaatan , keselamatan sebanyak mungkin untuk semuanya, yang mencitrakan nilai – nilai islam yang rahmatan lil’alamin.

Karena manusia mengabdi dan mengabdikan dirinya  melalui karya dan amal perbuatan, dalam membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai keislaman dalam kehidupanya.

Al Quran dan As sunah, keduanya adalah pegangan, tuntunan dan panduan untuk kita didalam menjalani kehidupan ini  yang akan mengantarkan kita menuju keselamatan dalam menjalani kehidupan ini

Hubungan manusia didalam perannya sebagai khalifah dimuka bumi ini sesuai dengan fitrahnya “ Habluminallah dan Habluminannas” yaitu hubungan seorang hamba kepada Tuhannya, maupun hubungan sesama manusia”. Semua itu merupakan wujud dari peran manusia sebagai fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi  yang harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.

Pohon yang paling dihargai adalah yang benyak memberikan buah, begitupun juga manusia dinilai dari manfaatnya dalam kehidupanya yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.

abah anom

Abah Anom

KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Beliau telah meguasai ilmu-ilmu agama Islam. Oleh karena itu, pantas jika beliau telah dicoba dalam usia muda untuk menjadi Wakil Talqin Abah Sepuh. Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Mekah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Beliau juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa Sunda dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Bahkan baliaupun terkadang berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik.

Ketika Abah Sepuh Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.

Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin.

Karawang-670x377

Perwakilan Karawang Gelar Manaqib, Kyai Wahfiudin Sampaikan Kajian Tentang Nafs

Karawang – Pengurus Yayasan Serba Bakti (YSB) Pontren Suryalaya Perwakilan Karawang Sabtu kemarin (15/9) menyelenggarakan riyadhah Dzikir Khatam dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (qs). Kegiatan yang dihelat di Masjid Agung Syaikh Quro dihadiri oleh wakil talqin Kyai Wahfiudin Sakam.

Ketua YSB Pontren Suryalaya Perwakilan Karawang H. Rachmat Hidayat mengucapkan syukur atas kehadiran Kyai Wahfiudin. “Alhamdulilah beliau bisa hadir ditengah-tengah kita. Insya Allah akan ada talqin dzikir,” ujarnya. Sementara itu Ust. Anding Mujahidin menyampaikan rangkaian acara yang dimulai saat waktu maghrib. “Kegiatan dimulai dengan shalat maghrib berjamaah dilanjutkan dengan dzikir khatam, shalat Isya lalu manaqib,” kata Penasehat Perwakilan Karawang.

Kyai Wahfiudin tiba di masjid sekitar pukul 21.30 wib. “Perjalanan ke Karawang ditempuh dalam waktu tiga jam. Di tol macet, keluar tol juga macet. Akhirnya naik ojek dan ojek pun macet,” ujarnya. Mudir Aam JATMAN ini akhirnya memutuskan berjalan kaki bersama panitia menuju masjid karena alun-alun dipenuhi oleh warga yang sedang merayakan hari jadi Karawang ke-381. “Alhamdulillah akhirnya sampai juga di sini tepat pada waktunya,” pungkasnya sebelum memulai kajian.

Dalam kajiannya Kyai Wahfiudin mengingatkan jangan melihat diri kita semata mata adalah tubuh biologis. Menurut Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini, orang yang memiliki pemahaman bahwa diri ini sebatas tubuh biologis maka ia sudah terjebak dalam paham materialistik. Dengan begitu kematian menjadi akhir segala-galanya karena kematian adalah kemusnahan.

“Diri sejati manusia adalah ruh, yang mati hanyalah basyar. Kematian adalah pintu gerbang indah yang mempertemukan kita dengan Sang Kekasih,” terangnya.

“Maka kematian bukanlah sesuatu yang ditakuti bagi orang-orang yang merindui Allah, merindui akhirat dan mereka menyibukkan diri dengan banyak mendzikirkan Allah,” pungkasnya.  Kajian diakhiri dengan talqin dzikir.

abah.anom

Bersyukur Memiliki Guru Mursyid

Dalam kitab anwarul qudsiyyah, Sayyid Al-‘Arif Billah Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’roni R.a : “Seorang murid yang sejati hendaknya berterima kasih kepada Allah yang telah memberinya kesempatan berguru kepada seorang syeikh Mursyid. Sebab, jika seorang murid tidak menemukan seorang syeikh Mursyid yang dapat membimbingnya ke dalam thoriqoh  maka ia akan keluar dari dunia ini dalam keadaan berlumuran  Dosa Besar walaupun ia membawa pahala ibadah sepenuh Manusia dan Jin “.  (Baca juga : Info Gerhana Bulan)
Juga masih dalam kitab tersebut,  Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’roni R.a : “Mencari Syeikh Mursyid untuk jalan menuju Allah hukumnya wajib bagi setiap murid walaupun sudah mencapai kedudukan ulama besar, sesungguhnya setiap orang yang tidak memiliki dzikir dari guru Mursyid untuk mengeluarkan sifat yang jelek maka orang tersebut telah bermaksiat kepada Allah dan Rosul-Nya sebab dia tidak akan dapat petunjuk thoriqoh  untuk menyembuhkan penyakit hati (urusan ruh) kecuali memiliki seorang Mursyid walaupun (orang tersebut) sudah hafal seribu kitab”.
Syeikh Abul Abas Al-Mursi r.a berkata : “Dan tidaklah ucapan seorang Mursyid kepada muridnya, kecuali untuk mengeluarkannya dari kesempitan dan dari kegelapan kepada cahaya”.
(Oleh : Ust Asep Yusup Taziri)
manaqib id

Pentingnya Mengenal Allah, Rasulullah dan Agama Islam

Al-Imām Ahmad rahimahullāh telah mengeluarkan di dalam Musnad-nya sebuah hadits yang asalnya ada di dalam Shahīh Muslim, yang isinya bahwa:

◆ Setiap manusia apabila dikuburkan maka akan ditanya oleh 2 orang malaikat tentang 3 perkara :
⑴ Siapa Tuhanmu?
⑵ Siapa Nabimu? dan
⑶ Apa Agamamu?

Oleh karena itu kewajiban seorang Muslim dan juga Muslimah untuk mempersiapkan diri. Dan perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik bisa menjawab pertanyaan.

Tapi perkaranya di sini, kaum muslimin perlu pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di dunia, dia :

✓Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,
✓Mengenal Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan memenuhi haknya,
✓Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya,

Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan kenikmatan di dalam kuburnya. Namun apabila dia :

✘ Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya,
✘ Tidak mengenal Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan juga tidak memenuhi haknya,
✘ Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya,

Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan (dan) akibatnya siksa kubur yang akan dia dapatkan. Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita, keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan juga mengenal agamanya.