SYEKH ABDUL KHADIR ALJAELANI

SYEKH ABDUL QODIR JAILANI MENAMPAR SYETAN

Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya buruk menjijikan, pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: “Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata dengan maksud menjadi pelayan Syekh. Semoga saya dapat diterima”. 

Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu juga ia menghilang tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala, maksudnya ingin membakar Syekh. lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan peralatan untuk menggoda manusia. Syekh berkata: “Enyah kamu !. Berkali-kali kamu datang lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan rayuan gombalmu”. 

Lalu dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan diredamnya. Akibat kegagalan usahanya, syetan itu kabur.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

Kisah

Para Ulama Baghdad Berkumpul di Madrasah Syaik Abdul Qadir Al Jailani Membawa Berbagai Macam Masalah.

Syekh Abu Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul mereka membawa masalahnya masing-masing.Mereka berkumpul untuk mengadukan permasalahanya kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani.

Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan.

Mereka menjadi tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

tutor 1

Langkah-langkah Kontributor untuk Tulis Artikel, Dengan Aplikasi WordPress

Assalamuallaikum, bagi para ikhwan yang telah mengajukan untuk menjadi kontributor berikut adalah langkah-langkahnya :

1.Download aplikasi nya dahulu di Playstore (Berikut Link Download Aplikasi Wordpreess KLIK DISINI)

manaqib

2. Setelah membuka aplikasi, silahkan Klik Login untuk memulai.

3. Pilih cara login dengan memasukan alamat/link situs manaqib.id

4. Masukan atau ketikan alamat/link situs manaqib.id

5. Login dengan username dan password yang telah di berikan oleh admin ketika mendaftar sebagai kontributor. (KLIK DISINI JIKA BELUM MENDAFTAR)

6. Setelah Login, klik lanjutkan

7. Setelah masuk kehalaman utama silahkan Klik POST BLOG

8. Setelah masuk kehalaman artikel, silahkan klik tombol tambah artikel.

9. Silahkan Ketikan Judul atau Nama Kegiatan, kemudian uraikan atau ceritakan kegiatan tersebut. Setelah Selesai Klik Titik 3 Di sebelah Pojok Kanan

10. Setelah itu masuk ketahap akhir, Klik Simpan Sebagai Konsep. Dan akan di periksa/di masukan ke tim editor kami sebelum di publish.

Setelah melalui proses tersebut, tim kami akan mereview hasil nya, dan akan segera untuk di publish dengan penulis artikel nama anda sendiri agar ikhwan lain dapat mengenal penulis.

Jika ada pertanyaan lebih lanjut silahkan KLIK DISINI

Kisah

Berikut Beberapa Tanda Kemuliaan Pada waktu Syaikh Abdul Qodir Jailani Dilahirkan


Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.

Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.


Pada malam beliau dilahirkan ada lima karomah (kemuliaan)yang terjadi :

1. Ayah Syekh Abdul Qodir Jaelani, yaitu Abi Sholih Musa Janki, pada malam hari bermimpi dikunjungi Rosululloh SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin, serta para wali. Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa Janki: “Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi putra oleh Alloh. Putramu bakal mendapat pangkat kedudukan yang tinggi di atas pangkat kewalian sebagaimana kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu ini termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh.

2. Setelah kunjungan Rosululloh SAW, para Nabi datang menghibur ayah Syekh Abdul Qodir : “Nanti kamu akan mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya, seluruh wali selain Imam Makshum, semuanya di bawah pimpinan putramu”.

3. Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan menolak untuk menyusu, baru menyusu setelah berbuka puasa.

4. Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir tampak telapak kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga untuk diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq pada malam Mi’raj.

5. Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul Qodir diliputi cahaya sehingga tidak seorangpun yang mampu melihatnya. Sedang usia ibunya waktu melahirkan ia berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang luar biasa.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

Alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

jadwal manaqib

Jadwal Manaqib di Suryalaya Diundur 12 Sya’ban

Jakarta – Sebentar lagi akan adanya pemilihan umum yang diselenggarakan 5 tahun sekali. Setiap warga Indonesia yang telah memiliki kartu tanda penduduk (e-KTP) diwajibkan menggunakan hak suaranya.

Berdasarkan jadwal Manaqib PONPES Suryalaya yang jatuh pada tanggal 17 April 2019 bertepatan dengan PEMILU.

Maka dengan itu Pondok Pesantren Suryalaya memutuskan jadwal manaqib di rubah atau diundur satu hari yang tadinya tanggal 17 April menjadi 18 April 2019 (12 Sya’ban).

Menurut rencana Pondok Pesantren Suryalaya Tausiyah akan disampaikan oleh KH. Ahmad Athorid Siraj yang bersadal dari Pamekasan – Jawa Timur.

56917757_1092084980975704_1242555462029672448_n

Manaqib TQN Center Jakarta

Jakarta – Ahad, 14 April 2019 Manaqib kali ini bertempat di TQN News Jakarta Di Jalan Balai Pusaka Rawamangun Belakang RS Dharma Nugraha.

Susunan acara manaqib kali ini :

  1. Qari, Ust. Burhanuddin
manaqib id

Ust. Burhanuddin

2. Tanbih

manaqib id

H. Agus Syarif Hidayat

3. Tawassul

manaqib id

4. Manqabah

manaqib id

5. Khidmat Ilmiah

manaqib
KH. Wahfiudin Sakam

Kh. Wahfiudin Sakam menyampaikan
“Didik anak-anak kita untuk mengasah jiwa leadership (kepemimpinan). Kita dihadirkan Allah SWT untuk menjadi wakil-Nya di muka bumi.

manaqib-medan-dhuafa1-750x430

Manaqib di Medan Dirangkai Dengan Santunan Yatim dan Dhuafa

Medan – Bertempat di Masjid Nurul Yaqin yang beralamatkan di jl. Kapten Rahmad kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan TQN Pondok pesantren Suryalaya Sumatera utara ahad kemarin (24/3) mengadakan acara santunan anak yatim dan dhuafa. Acara tersebut dilaksanakan selepas sholat zhuhur, dan selesai menjelang sholat Ashar”. Alhamdulillah pemberian santunan untuk lima ratus anak yatim dan dua ratus fakir miskin berjalan lancar” terang Ustadz Rosyidin sesepuh TQN di Medan.

manaqib.id
Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rosyid Hartanto SIK turut memberikan santunan. (Foto: Rosyidin)

Ustadz Muhammad Tohir al-Maduraiy dalam ceramahnya mengawali dengan cerita sejarah berdirinya Masjid Nurul Yaqin tahun 1997″ Masjid didirikan untuk pengembangan dakwah melalui dzikrullah” menurutnya.

Saat ini di masjid Nurul Yaqin rutin diadakan dzikir harian, khatam dan manaqib. “Semoga amalan TQN Pontren Suryalaya dapat istiqamah dijalankan di masjid ini untuk mendekatkan umat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,” lanjutnya.

Dalam acara tersebut turut hadir Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Ikhwan Lubis SH., MH., dan Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rosyid Hartanto SIK., dan beberapa undangan lainnya.

“Selalu amalkan dzikir agar mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa. Dengan begitu kita akan terjaga dari perbuatan yang tidak baik,”  pesan dari AKBP Ikhwan Lubis, Beliau juga berpesan agar orang tua dapat menjaga anak-anaknya dari pengaruh narkoba.

manaqib-mojokerto-1-750x430

Manaqib di Mojokerto : Kiai Wahfiudin Terangkan LDTQN

Mojokerto – Kiai Wahfiudin yang menjabat sebagai wakil talqin yang berdomisili di jakarta menghadiri acara manaqib di Pasuruan pada hari sabtu (23/3),keesokan paginya dilanjutkan dengan menghadiri acara Manaqib syekh Abdul Qodir al- Jailani di Mojokerto,Jawa TimurAcara tersebut dihadiri oleh 500 ikhwan dan akhwat dari Mojokerto,Jombang,lamongan dan Surabaya.

“Untuk mengembangkan dakwah tidak semua harus turun berceramah,semua bisa dakwah sesuai dengan minatnya” menurutnya.

Menurutnya yayasan memiliki basis aset sedangkan lembaga dakwah basisnya perkumpulan. “Sehingga lebih tepat untuk mengembangkan dakwah,” sambung Mudir Aam JATMAN.

manaqib.id

M

Di pusat sudah mulai digunakan nama LDTQN. Untuk tingkat provinsi bisa disebut pengurus wilayah, kota/kabupaten pengurus cabang, kecamatan majelis wakil cabang dan tingkat desa pengurus ranting.

“Untuk mengembangkan dakwah tidak semua harus turun berceramah. Semua bisa berdakwah sesuai dengan minat dan bidangnya,” kata Kiai Wahfiudin.

Wakil Ketua Komisis Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini memberikan contoh sederhana ragam dakwah yang bisa dilakukan. “Dakwah bisa dengan membantu menyiapkan layar dan LCD proyektor, menyiapkan konsumsi, bahkan menata alas kaki di teras masjid.”

M

“Jadi dakwah bisa diatas mimbar,bisa didapur,dijalan dirumah,ada yang pakai tenaga ,waktu,harta dan pemikiran “sambungnya

beliau diahir ceramah mengajak para pengurus dan jamaah mulai menggunakan nama LDTQN untuk mengembangkan dakwah.

22BD0462-DEDF-4670-B2B2-EE6AAF912D57-750x430

Kiai Wahfiudin Menyampaikan : Dakwah Bukan Hanya Mengajak Namun Membelajarkan

Medan – Hari kedua PDT (Pelatihan Dakwah Transformatif) Kiai Wahfiudin membongkar rahasia dakwah agar mudah diterima oleh masyarakat. PDT yang diadakan selama 4 hari 3 malam di Aula Siti Banun Medan ini diikuti 14 muballigh dari berbagai daerah di Sumut.

Menurut Wakil Talqin TQN Pontren Suryalaya manusia lebih terseret dari apa yang dilihat dari pada apa yang didengar.

Berdasarkan sebuah penelitian, setelah 24 jam apa yang didengar seseorang hanya bisa melekat 10%. Namun apa yang dilihat masih tertinggal 30%. Sementara jika didengar dan dilihat bisa mencapai 50%. Sedangkan orang yang melakukan, mengalami masih bisa melekat hingga 70%.

“Supaya mudah membuat orang belajar maka dakwah bukan hanya menyampaikan namun juga membuat orang mengalami dan melakukan,” ujarnya.

Kiai Wahfiudin memberikan sebuah ilustrasi. Orang tua tidak cukup hanya menyampaikan ajakan shalat kepada anaknya. “Nak ayo shalat sudah masuk waktu maghrib.” Sementara orang tua masih sibuk dengan gawainya.

“Akan lebih baik jika orang tua itu meletakkan gawainya lalu bangkit mengambil air wudhu, sambil mengajak anaknya. Karena dakwah bukan hanya mengajak namun membelajarkan,” terang Mudir Aam JATMAN.

Kiai Wahfiudin lalu mencontohkan hadis tentang wudhu sambil mengajak peserta untuk mempraktekkan.

“Benar kiai, dengan mempraktekkan kami jadi lebih mudah menangkap pesan hadis karena kami mendengar, melihat dan mengalami,” ujar Ustadz Anwar peserta dari Toba Samosir.

Di akhir sesi Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini mengajak muballigh yang sering bertugas di daerah bisa menggunakan alat audio visual. Audio visual bukan hanya LCD proyektor dan layar.

“Kita bisa menggunakan media seperti karton, gambar dan barang-barang lainnya. Setidaknya ada yang bisa dilihat dan didengar. Ini lebih baik dari pada ceramah hanya verbal saja.”

Ustadz Bobby Herwibowomenyampaikan . “Ia menggunakan gerakan untuk menghafal qur’an sehingga lebih mudah dan lama melekat.”

“Kesimpulannya dakwah bukan hanya sekedar mengajar namun membelajarkan. Teknik pembelajaran yang terbaik adalah Learning by Doing. Alatnya disebut simulasi.” tutupnya. (

gusrif-ceramah-750x430

Sudah Selayaknya Kita Bergembira Menerima Amalan Dari Pangersa Abah, Ujar Kang GusRif

Bekasi – Bertempat di kediaman Ustadz Supriadi di Ujung Harapan kamis (7/3) ikhwan TQN Pondok pesantren Suryalaya melaksanakan sholat Rajab.Mengikuti maklumat Syekh Mursyid KH. Ahmad shahibul Wafa Tajul Arifin .

Shalat rajab dilakukan setelah shalat maghrib, dzikir harian dan shalat sunat bakda maghrib. Untuk malam 1 Rajab dilakukan sebanyak 10 rakaat, 5 kali salam.


Ujar Arifin salah seorang jamaah “Selepas Isya kami melanjutkan dengan dzikir khatam dan Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani (qs),”

Haji Agus Syarif Hidayat dalam tausiyahnya membahas keutamaan bulan Rajab. “Sebagai murid Pangersa Abah sudah selayaknya bergembira dan bersyukur atas begitu banyaknya amalan sunah yang diajarkan Abah,” ujarnya.


“Sudah menjadi kewajiban setiap murid untuk melestarikan dan mengamalkannya.” Menurutnya semua amalan dari Abah bersumber dari al-Qur’an, hadis yang bermuara dari Baginda Rasulullah SAW. “

“Semoga keberkahan manaqib dan bulan Rajab senantiasa menaungi kita semua, wabil khusus sahibul hajat.. Aamiin,” harap ustadz yang akrab disapa Kang GusRif.