Inilah Tanda Tanda Datangnya Rejeki Besar

Keberkahan Rejeki

Seringkali kita mendengar cerita dari akan adanya fenomena dihadapan kita adanya seorang tukang becak dengan penghasilan yang tidak menentu. Beliau mampu menyekolahkan keenam anaknya hingga sarjana. Namun adapula cerita tentang seorang pengusaha dengan penghasilan berlebih, gagal untuk mendidik anaknya

Fenomena dua kejadian diatas menimbulkan tanda tanya dalam diri kita sebenarnya apa kunci dari keberhasilan tersebut. Kalau hanya menggunakan teori matematika tentunya seorang pengusaha tadi pasti lebih sukses, dikarenakan karena materi yang berlimpah, tetapi kenyataanya seorang tukang Becak yang dengan penghasilan tidak menentulah yang dapat mensukseskan anak-anaknya.

keberkahan rezekilah kunci dari semua itu, kita kadang dihadapkan pada situasi yang sulit, sampai ada lelucon disekitar kita ” cari yang haram aja susah, apalagi yang halal “. Kita harusnya Yakin bahwa yang mengatur dan memberi rezeki itu ALLAH, jangan sampai kita kita menghalalkan segala cara untuk memperoleh rejeki tanpa perduli mana yang halal, mana yang haram, jangan sampai apa yang kita peroleh dari jalan yang haram, malah menjadi sumber penyakit, sebab dari sumber yang halal yang akan menghasilkan keberkahan.

Dengan rejeki yang halal dan berkah tersebut yang akan mengantarkan kita untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup, menuju kesuksesan baik didunia maupun diakhirat. Kita harus yakin dan percaya bahwa jatah rejeki seseorang tidak akan tertukar , tidak perlu untuk menghalalkan segala cara, sikut sana sikut sini, menipu, korupsi dan cara- cara kotor lainnya, sebab hakikat rejeki itu bukan pada jumlahnya tetapi pada berkah dan manfaatnya.

Kita kadang memandang makna rejeki hanya berdasarkan dari jumlah angka saja, padahal yang dimaksud rejeki adalah yang bersifat umum, apa yang kita nikmati, sehat, terhindar dari bala bencana dan yang terpenting manfaat dari rejeki tersebut juga merupakan hakikat keberkahan rejeki. Semoga kita selalu dapat mensyukuri anugerah rejeki yang diberikan ALLAH kepada kita untuk kemanfaatan bagi semua.Keberkahan rejekilah  yang akan membuat ketenangan dalam hidup dan menjadi keutamaan dalam kewajiban kita dalam mencari rejeki.

SYEKH ABDUL KHADIR ALJAELANI

SYEKH ABDUL QODIR JAILANI MENAMPAR SYETAN

Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya buruk menjijikan, pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: “Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata dengan maksud menjadi pelayan Syekh. Semoga saya dapat diterima”. 

Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu juga ia menghilang tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala, maksudnya ingin membakar Syekh. lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan peralatan untuk menggoda manusia. Syekh berkata: “Enyah kamu !. Berkali-kali kamu datang lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan rayuan gombalmu”. 

Lalu dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan diredamnya. Akibat kegagalan usahanya, syetan itu kabur.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

Kisah

Para Ulama Baghdad Berkumpul di Madrasah Syaik Abdul Qadir Al Jailani Membawa Berbagai Macam Masalah.

Syekh Abu Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul mereka membawa masalahnya masing-masing.Mereka berkumpul untuk mengadukan permasalahanya kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani.

Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan.

Mereka menjadi tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

Kisah

Berikut Beberapa Tanda Kemuliaan Pada waktu Syaikh Abdul Qodir Jailani Dilahirkan


Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.

Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.


Pada malam beliau dilahirkan ada lima karomah (kemuliaan)yang terjadi :

1. Ayah Syekh Abdul Qodir Jaelani, yaitu Abi Sholih Musa Janki, pada malam hari bermimpi dikunjungi Rosululloh SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin, serta para wali. Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa Janki: “Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi putra oleh Alloh. Putramu bakal mendapat pangkat kedudukan yang tinggi di atas pangkat kewalian sebagaimana kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu ini termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh.

2. Setelah kunjungan Rosululloh SAW, para Nabi datang menghibur ayah Syekh Abdul Qodir : “Nanti kamu akan mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya, seluruh wali selain Imam Makshum, semuanya di bawah pimpinan putramu”.

3. Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan menolak untuk menyusu, baru menyusu setelah berbuka puasa.

4. Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir tampak telapak kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga untuk diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq pada malam Mi’raj.

5. Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul Qodir diliputi cahaya sehingga tidak seorangpun yang mampu melihatnya. Sedang usia ibunya waktu melahirkan ia berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang luar biasa.

اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان

Alloohhummansyur ‘alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

Ajengan-Sandisi-750x430

Ajengan Sandisi Bahas Manqabah ke-15 Syekh Abdul Qadir di Manaqib Suryalaya

TASIKMALAYA –Pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya mengadakan Manaqib syekh Abdul Qodir jailani (qs) pada hari Sabtu(16/2), jamaah dari dalam dan luarnegeri selalu memenuhi acara yang ruti diadakan setiap tanggal 11 bulan Hijriah ini.

KH. Beben Muhammad Dabbas menyampaikan khidmat ilmiah. Dikarenakan kurang sehat digantikan oleh KH. Sandisi. “Alhamdulillah kita masih bisa bersilaturrahim berkumpul, berjamaah untuk manaqib bersama keluarga besar Pondok Pesantren Suryalaya,” ujar Ajengan Sandisi.

Di dalam manqabah yang ke-15 ada seorang perempuan mengadu kepada Syekh Abdul Qadir. Ia menangis anak satu-satunya hilang tenggelam ke dasar lautan. Perempuan itu mempunyai keyakinan bahwa syekh bisa mengembalikan dan menghidupkan anaknya kembali.

manaqib

W

“Manaqib merupakan siloka-siloka atau simbol-simbol. Perhatikan Syekh Luqman memberikan nasehat kepada para putranya.” ujar Ajengan Sandisi.

“Wahai anakku, sesungguhnya kehidupan dunia ini bagaikan lautan yang begitu dalam. Sungguh telah banyak manusia yang tenggelam di dalamnya. Jika kalian ingin selamat, jadikan kehidupanmu di dunia ini bagaikan kapal dengan taqwa kepada Allah SWT. Muatan-muatan kapal itu adalah iman dan layarnya adalah bertawakal kepada-Nya,” jelasnya.

Berdasarkan wasiat Syekh Luqman kepada para putranya maka yang harus kita miliki adalah taqwa kepada Allah swt.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS Al-Hasyr, Ayat 18]


M

“Perhatikan kehidupanmu di dunia ini.  Asal dari mana, sedang di mana, akan ke mana dan apa yang akan dibawa. Pertanyaan ini harus dijawab oleh diri kita masing-masing,” sambungnya.

Dunia menurut Syekh Luqman dinyatakan sebagai lautan yang begitu dalam dan banyak manusia yang tenggelam di dalam lautan itu.

‘Artinya jangan sampai kita tenggelam di dalam lautan, selalu mencintai urusan dunia sampai lupa dengan urusan akhirat.”

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munafiqun, Ayat 9]

Kembali ke manqabah yang dibahas. Perempuan yang menghadap ke Tuan Syekh memohon agar syekh membangkitkan kembali ruh anaknya yang telah benar-benar tenggelam dengan urusan dunia dan keluarga dari mengingat Allah sehingga dirinya lupa dari mengingat Allah.


S

Proses menghidupkan ruh inilah yang disebut talqin dzikir.

Dalam proses talqin yang pertama, baru dikumpulkan alam jasad yang berserakan.  Begitu datang ke rumah belum menemukan anaknya, perempuan itu tidak putus asa. Datang lagi ke Tuan Syekh untuk talqin yang kedua.

Proses talqin yang kedua, ruhnya baru dihidupkan kembali. Masih belum menjumpai anaknya, perempuan itu kembali mendatangi syekh. Baru setelah talqin yang ketiga getaran qalbunya hidup dipakai dzikir kepada Allah SWT.

“Jadi proses talqin boleh berulang, yang penting sampai terasa hidupnya qalbu dipakai dzikir kepada Allah.”

Kesimpulan, kehidupan di dunia ini kapalnya harus kokoh. Isi kapal dengan dzikrullah (muatan iman). dan benar-benar berserah diri kepada Allah setelah berusaha (layar kapal). (

abah anom

Abah Anom

KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Beliau telah meguasai ilmu-ilmu agama Islam. Oleh karena itu, pantas jika beliau telah dicoba dalam usia muda untuk menjadi Wakil Talqin Abah Sepuh. Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Mekah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Beliau juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa Sunda dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Bahkan baliaupun terkadang berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik.

Ketika Abah Sepuh Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.

Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin.

abah-anom-copy-700x336

Kisah Pangersa Abah Anom (qs) Menjawab Pertanyaan Pancingan

Diceritakan oleh Ust. Andhika Darmawan, Ketua Bidang Amaliyah YSB Pontren Suryalaya, Korwil DKI Jakarta.


Haji Abdul Halim adalah Wakil Ketua YSB Suryalaya Perwakilan Jakarta Barat masa khidmat 1994-1999 & 1999-2004. Suatu saat Haji Halim mengajak Kiai Fulan berkunjung ke Ponpes Suryalaya. Kiai Fulan ini adalah tokoh ulama muda, putra seorang Kiai pengasuh pondok pesantren di Jakarta Barat.

Haji Halim lalu mengarahkan Kiai Fulan utk mengikuti prosesi talqin dzikir. Maka mereka mengikuti prosesi talqin dzikir di Madrasah TQN Suryalaya yg disampaikan langsung oleh Pangersa Abah. Setelah prosesi talqin dzikir selesai, Haji Halim bertanya kepada Kiai Fulan: “Bagaimana rasanya setelah mendapatkan talqin dzikir?”

“Saya tadi gak ikutan tuh. Saya cuma ngelihatin aja..” Jawab Kiai Fulan mengejutkan Haji Halim.

Subhaanallaah! Jadi memang benar ilmu itu terkadang justru bisa menjadi hijab. Bahkan Kiai Fulan berkata bahwa dirinya sengaja membawa beberapa kitab & nanti ada yg akan dipertanyakan kepada Pangersa Abah.

Ketika tiba giliran mushafahah, Kiai Fulan langsung bertanya kepada Pangersa Abah; “Pak Kiai, ada yang menyatakan bahwa mengamalkan dzikir thariqah itu hukumnya fardhu ‘ain. Apa menurut Pak Kiai juga begitu?”

Pangersa Abah tersenyum menerima pertanyaan pancingan dari Kiai Fulan. Dengan tenang Pangersa Abah menjawab: “Buat yang perlu saja..”

Kiai Fulan terdiam menerima jawaban Pangersa Abah. Padahal Kiai Fulan sudah menyiapkan serangan pertanyaan retorika berikutnya jika Pangersa Abah membenarkan pertanyaan pancingannya. Tapi jawaban Pangersa Abah justru menyebabkan Kiai Fulan kehilangan kata-kata sehingga undur diri dari hadapan Pangersa Abah. Alhamdulillaah.. Wallaahu a’lam..

mamuju1-670x440

Pesantren al-Hikmah Menuju Donggala Distribusikan Bantuan

(Repost TQNNews.com) Mamuju – Majelis Taklim Ponpes al-Hikmah asuhan Ustadz Asep Saefuloh hari ini bergerak menuju Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah untuk mendistribusikan bantuan bagi korban bencana. Dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke redaksi melalui pesan singkat, bantuan yang berhasil dikumpulkan berupa makanan dan minuman, obat-obatan, pakaian dan uang.

Koordinator pengumpulan bantuan Rusnia Daniati menyampaikan hasil penghimpunan terdiri dari 110 keranjang pakaian, 17 karung beras, 60 dus air minum dalam kemasan, 70 dus mie instan, 40 dus obat-obatan, 5 dus makanan ringan, 3 dus minyak kelapa. “Bantuan ini dari empat desa. Karave, Balanti, Parabu dan Bulili Motu,” ujarnya. “Semoga bantuan yang dikirim dapat bermanfaat dan meringankan beban saudara-saudara yang terkena musibah. Kami juga masih menerima donasi dan bantuan untuk disalurkan,” harap Rusniati.

Ustadz Asep, alumni Pesantren az-Zainiyyah Sukabumi asuhan Alm. Pangersa Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab berujar saat gempa terjadi, pondok pesantren yang ia asuh sempat menjadi tempat pengungsian. “Gempa sangat terasa hingga Mamuju. Selama dua hari Pondok al-Hikmah menjadi tempat pengungsian,” pungkas ia menjelaskan.

Sekretaris tanfidziyah PCNU Kabupaten Pasangkayu ini beranjak menuju Donggala selepas zhuhur, Selasa (2/10). “Pengiriman via tiga mobil bak terbuka. Sekarang sedang dalam perjalanan menuju Donggala,” katanya. (Idn)

(Repost : TQNNews.com)

Pemalang-670x440

Manaqib di Pemalang: Mursyid Kita Abah Anom

Pemalang – Selesai acara di Karawang, Kyai Wahfiudin melanjutkan perjalanan ke Pemalang untuk menghadiri manaqib dan pengajian umum peringatan tahun baru Islam 1440 hijriyah.  “Dari Karawang pukul setengah satu, tiba di pemalang jelang shubuh pukul empat, disambut oleh Ustadz Wahyu Hidayat,” ujar Anis, staf yang mendampingi dalam perjalanan.

Sekitar pukul 09.00 wib, Mudir Aam JATMAN ini menuju lokasi acara di Masjid Baiturrohman di Desa Kedungbanjar, Kecamatan Taman. Dalam kajiannya Kyai Wahfi mengupas pengertian tentang qalbu. Menurutnya qalbu mempunyai dua pengertian, qalbu secara fisik dan qalbu secara ruhani.

“Qalbu secara fisik atau jismani adalah jantung. Sedangkan qalbu secara ruhani adalah hati nurani,” tukasnya. “Di dalam qalbu ruhani ada fungsi kesadaran, kecerdasan, ingatan, perasaan, iman maupun iradah. Maka penting bagi kita untuk menjaga kebersihan qalbu agar selalu tercahayai,” lanjut ia menjelaskan.

Saat menjelaskan dinamika yang terjadi selepas wafatnya syaikh mursyid, wakil talqin Abah Anom ini menegaskan jika kemursyidan TQN Suryalaya masih dipegang oleh Abah Anom. “Jika di luar sana ada yang mengaku Mursyid TQN Suryalaya, kita tetap berpegang teguh dengan Abah Anom. Lakukan saja terus amalan yang beliau berikan, Insya Allah kita akan selamat dunia-akhirat,” tegasnya.

Acara ditutup selesai shalat zhuhur dan talqin dzikir.

Fasilitasi Kebangkitan Lombok dengan Membangkitkan Daya Hidup Penyintas (2/2)

Ditulis oleh Drs. Asep Haerul Gani, ikhwan TQN Pontren Suryalaya yang menekuni dunia psikologi. Selama 2 hari (11/9 sd 12/9) ia berada di Lombok berbagi kisah penanganan korban bencana untuk para penyintas. 


Rabu, 12 September 2018

Usai sarapan pagi, tim SS SAIM yang dipimpin Ustadz Aziz dan pemandu Fitri menyusuri Dusun Suka Damai, berkunjung dari satu rumah ke rumah warga dan mewawancarai mereka. “Kami sangat perlu bantuan untuk membangun hunian sementara, agar kami bisa pulih secepatnya. Untuk kebutuhan pangan dan pakaian, alhamdulillah masih dapat terpenuhi,” pernyataan sebagian besar warga yang ditemui Tim. Kegiatan pengumpulan data dengan pengamatan, pemotretan, pembuatan video dan wawancara terhadap sekitar 30 warga RT 03 Suka Damai selesai dilakukan pukul 10.00 Wita.

Pukul 11.00 hingga 13.00 Wita, tim SS SAIM berjumpa dengan 16 Relawan Mandiri warga Dusun Suka Damai. “Usai gempa, pekerjaan kami membantu Bu Fitri menyalurkan bantuan atau paket bantuan ke warga yang terkena gempa” kata Junaidi, yang diamini oleh semua peserta. “Saat ini kami membantu warga untuk merobohkan dan merapikan puing-puing rumah” kata Salwan. Pernyataan Salwan diiyakan oleh Abdul, Mughni, Farhan, Zul. “Kami ingin dusun kami segera pulih seperti sediakala” kata peserta, ” Kami siap mendukung upaya-upaya apapun yang dapat mempercepat pemulihan dusun kami”.

Saya memandu relawan untuk memahami tentang upaya apa yang dapat mereka lakukan untuk pemulihan psikososialreligi. Tema Psychological First Aid, Critical Incident Stress, Gangguan Stress Pasca Trauma dibahas, didiskusikan dan sekaligus dipetakan oleh relawan. “Ternyata… apa yang saya rasakan itu dirasakan juga oleh teman-teman yang lain, ta pak?! Tadinya saya pikir saya sudah aneh” ujar seorang peserta dan ditanggapi dengan tertawa gemuruh.

Para relawan menjadi paham bentuk respon normal dari penyintas dan respon yang menandakan perlu bantuan. “Di dusun saya, ada seorang anak yang memenuhi seluruh tanda mengalami gangguan stress oasca trauma” kata Elvi, Guru SD. “Saya melihat mertua tetangga saya tampaknya alami gangguan pasca trauma, lebih dari sebulan ia menunjukkan tanda jni” kata Badrun.

Menjelang Ashar, ustadz Aziz dan Tim berdiskusi atas temuan yang ada, mengolahnya menjadi program yang dapat dilakukan selama 6 bulan ke depan. Program-program disusun berdasarkan kelompok Fisik , Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Psikoklogis dan Religi. Malam hari, tim sudah bermusyawarah dengan warga dan ta’mir mushola untuk membangun mushola yang layak dan dapat digunakan hingga 3 tahun ke depan.

Saya belajar dari tim SS SAIM ini, ternyata pelibatan warga untuk menyelesaikan masalah mereka dan membangun dusun mereka pun memberikan efek penyembuhan. Senyum mereka lebih berkembang dari malam pertama. Harapan hidup pada diri warga dusun Suka Damai semakin berkembang. (repost artikel : tqqnews.com)