Manaqib-Semarang-2-750x430

Inilah Pesan Kiai Anhari untuk Ikhwan yang Baru Talqin Dzikir

Semarang –Bertempat di Masjid Al-Muhtadun yang beralamat di Jl. Banteng Utara VI Gayamsari. Perwakilan Semarang kemarin Ahad (17/2) mengadakan Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani (qs). Amaliah bulanan ini digelar Ahad ketiga setiap bulannya di Masjid Al-Muhtadun.


Ustadz Su’aidi Ahmad, alumni Lirboyo Jawa Timur. Ustadz yang aktif di PLN Demak menyampaikan materi keluarga sakinah. “Suami istri harus bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai kaidah Islam,” ujar ayah dengan dua putra ini.

Membina keluarga yang baik ada tuntunannya di dalam tanbih.


P

“Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dhohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya ‘Budi Utama-Jasmani Sempurna’ (Cageur-Bageur).”

Sementara itu Kiai Anhari setelah menyampaikan talqin dzikir berpesan agar ikhwan dan akhwat istiqamah mengamalkan dzikrullah. “Implementasikan Islam Iman dan Ihsan dengan baik seperti yang dicontohkan guru mursyid,” pungkas wakil talqin yang tinggal tidak jauh dari lokasi manaqib.

Ajengan-Sandisi-750x430

Ajengan Sandisi Bahas Manqabah ke-15 Syekh Abdul Qadir di Manaqib Suryalaya

TASIKMALAYA –Pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya mengadakan Manaqib syekh Abdul Qodir jailani (qs) pada hari Sabtu(16/2), jamaah dari dalam dan luarnegeri selalu memenuhi acara yang ruti diadakan setiap tanggal 11 bulan Hijriah ini.

KH. Beben Muhammad Dabbas menyampaikan khidmat ilmiah. Dikarenakan kurang sehat digantikan oleh KH. Sandisi. “Alhamdulillah kita masih bisa bersilaturrahim berkumpul, berjamaah untuk manaqib bersama keluarga besar Pondok Pesantren Suryalaya,” ujar Ajengan Sandisi.

Di dalam manqabah yang ke-15 ada seorang perempuan mengadu kepada Syekh Abdul Qadir. Ia menangis anak satu-satunya hilang tenggelam ke dasar lautan. Perempuan itu mempunyai keyakinan bahwa syekh bisa mengembalikan dan menghidupkan anaknya kembali.

manaqib

W

“Manaqib merupakan siloka-siloka atau simbol-simbol. Perhatikan Syekh Luqman memberikan nasehat kepada para putranya.” ujar Ajengan Sandisi.

“Wahai anakku, sesungguhnya kehidupan dunia ini bagaikan lautan yang begitu dalam. Sungguh telah banyak manusia yang tenggelam di dalamnya. Jika kalian ingin selamat, jadikan kehidupanmu di dunia ini bagaikan kapal dengan taqwa kepada Allah SWT. Muatan-muatan kapal itu adalah iman dan layarnya adalah bertawakal kepada-Nya,” jelasnya.

Berdasarkan wasiat Syekh Luqman kepada para putranya maka yang harus kita miliki adalah taqwa kepada Allah swt.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS Al-Hasyr, Ayat 18]


M

“Perhatikan kehidupanmu di dunia ini.  Asal dari mana, sedang di mana, akan ke mana dan apa yang akan dibawa. Pertanyaan ini harus dijawab oleh diri kita masing-masing,” sambungnya.

Dunia menurut Syekh Luqman dinyatakan sebagai lautan yang begitu dalam dan banyak manusia yang tenggelam di dalam lautan itu.

‘Artinya jangan sampai kita tenggelam di dalam lautan, selalu mencintai urusan dunia sampai lupa dengan urusan akhirat.”

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munafiqun, Ayat 9]

Kembali ke manqabah yang dibahas. Perempuan yang menghadap ke Tuan Syekh memohon agar syekh membangkitkan kembali ruh anaknya yang telah benar-benar tenggelam dengan urusan dunia dan keluarga dari mengingat Allah sehingga dirinya lupa dari mengingat Allah.


S

Proses menghidupkan ruh inilah yang disebut talqin dzikir.

Dalam proses talqin yang pertama, baru dikumpulkan alam jasad yang berserakan.  Begitu datang ke rumah belum menemukan anaknya, perempuan itu tidak putus asa. Datang lagi ke Tuan Syekh untuk talqin yang kedua.

Proses talqin yang kedua, ruhnya baru dihidupkan kembali. Masih belum menjumpai anaknya, perempuan itu kembali mendatangi syekh. Baru setelah talqin yang ketiga getaran qalbunya hidup dipakai dzikir kepada Allah SWT.

“Jadi proses talqin boleh berulang, yang penting sampai terasa hidupnya qalbu dipakai dzikir kepada Allah.”

Kesimpulan, kehidupan di dunia ini kapalnya harus kokoh. Isi kapal dengan dzikrullah (muatan iman). dan benar-benar berserah diri kepada Allah setelah berusaha (layar kapal). (

SKP-BRI-2-750x430

SKP BRI Adakan Kajian Tasawuf, Kiai Wahfiudin Menyampaikan Materi Nafs

Jakarta – Kiai Wahfiudin menjadi narasumber pada pengajian rutin yang diselenggarakan pada jumat ini (8/2) oleh Divisi Sekretariat Perusahaan (SKP) Bank Rakyat Indonesia setiap bulan mengadakan pengajian rutin untuk 120 karyawannya.

Menurut koordinator pengajian rutin H. Suparli, kegiatan ini diadakan untuk membentuk karakter pekerja yang bertakwa. “Alhamdulillah pagi ini Kiai Wahfiudin berkenan hadir menyampaikan kajian tasawuf,” katanya.

Kajian selama 1 jam di Lantai 8 Gedung BRI II ini dimulai pukul 07.00 WIB. Kiai Wahfiudin memulai dengan kuis menggunakan aplikasi kahoot. Ada 10 pertanyaan bertemakan Mengenal Diri Menggapai Ilahi yang harus dijawab oleh seluruh jamaah menggunakan smartphone.


K

“Hakikat diri manusia adalah ruh dengan pusatnya qalbu. Hubungan manusia dengan Tuhannya melalui qalbu. Maka menjadi penting kita menata qalbu agar selalu terhubung dengan Dia,” ujar Wakil Talqin TQN Pontren Suryalaya.

Selanjutnya Mudir Aam JATMAN menyampaikan cara berdzikir untuk membersihkan qalbu kepada karyawan SKP BRI. Menurutnya dzikir yang paling dahsyat adalah kalimat tauhid Laa ilaaha illallah. “Insya Allah lain kesempatan kita akan sama-sama membahas dan mempraktekkan dzikir ini,” tutup Kiai Wahfiudin.

“Alhamdulillah seneng bisa hadir di kajian Pak Wahfiudin. Bagus banget materinya, cocok untuk karyawan. Mudah-mudahan bisa datang kembali, terimakasih,” ujar salah seorang karyawan. (

IMG-20180823-WA0018-670x440

Talqin Dzikir Disampaikan di Kamp Pengungsian Kecamatan Pemenang, Lombok Utara

Lombok – Pagi ini, Kamis (23/8) selepas shalat shubuh Kyai Wahfiudin diminta untuk menguatkan mental dan spiritual para pengungsi di Kec. Pemenang Kabupaten Lombok Utara.

“Beliau dari semalam ikut bergabung dengan para pengungsi, tidur di tenda-tenda yang telah disediakan. Ada sekitar 3.765 pengungsi yang terdaftar,” kata Anis.

Banyak yang masih khawatir akan terjadinya gempa susulan sehingga masyarakat lebih nyaman tinggal di pengungsian. Terlebih lagi rumahnya telah hancur, rata dengan tanah.

Kyai Wahfiudin menyampaikan turut berduka dan berdoa atas korban gempa. “Mohon maaf dari awal saya tidak bisa langsung turun ke Lombok Utara karena saat itu masih di Moskwa,” terang Mudir Aam JATMAN.

Selesai shalat shubuh wakil talqin Abah Anom ini memberikan pemahaman tentang musibah kepada jamaah. Musibah menurut Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini mempunyai banyak makna, salah satunya adalah bentuk kasing sayang Allah swt kepada hambanya.

Di akhir paparannya beliau meyampaikan talqin dzikir atau pembelajaran dzikir kepada para pengungsi ini. Praktek dzikir yang tembus ke dalam qalbu menggelora di tenda pengungsian. Selesai dzikir kru membagikan buku panduan dzikir (Uquudul Jumaan) untuk seluruh jamaah.

Suasana kegiatan salat Jumat para pecandu narkoba dan kelainan perilaku di Inabah 7 Pesantren Suralaya, Tasikmalaya, Jumat (25/03/2016).--Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Metode Inabah ala Ponpes Suryalaya Merehabilitasi Pecandu Narkoba

Dari total jutaan penyalahguna narkoba di Indonesia, menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut, ternyata hanya ada sekitar 18.000 atau 0.47 persen yang sudah mendapat layanan rehabilitasi.

Penyebab rendahnya angka rehabilitasi ini, salah satu faktor adalah minimnya tempat untuk merehabilitasi ini. Namun, untung saja—sudah banyak bermunculan pesantren-persantren yang ternyata sukses merehabilitasi para pecandu Narkoba ini.

Salah satu yang paling terkenal adalah Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari situs resminya www.suryalaya.org, konsep rehabilitasi yang dipakai disebut inabah.

Menurut (alm) KH Shohibulwafa Tajul Arifinyang sering disebut Abah Anom– etimologi kata Inabah adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab anaba-yunibu yang berarti : mengembalikan. Jadi, inabah juga berarti pengembalian atau pemulihan. Maksud dari ini adalah proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke jalan yang mendekat ke Allah.

Penggunaan istilah ini juga lazim digunakan dalam Al-Qur’an, khusunya pada surat Luqman surat ke-31 ayat ke-15, Surat ke-42, Al-Syura ayat ke-10; dan pada surat yang lainnya.

Konsep perawatan korban penyalahgunaan narkoba ini adalah mengembalikan orang dari perilaku yang selalu menentang kehendak Allah atau maksiat, kepada perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah atau taat.

Dari sudut pandang ilmu pendekatan “tasauf” atau spiritual melalui wadah “Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah” yang dipimpin Abah Anom, maka orang yang sedang mabuk berarti jiwanya sebenarnya sedang tergoncang dan terganggu, Tidak jauh berbeda dengan orang gila sehingga diperlukan metode yang didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama.

Dan secara teknis, metode ini yang mencakup :

1. Mandi.

Lemahnya kesadaran pecandu akibat narkoba bisa dipulihkan dengan mandi dan wudlu. Mandi dan wudlu ini berarti akan mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk ‘kembali’ menghadap Allah Yang Maha Suci.

disamping itu, terdapat makna simbolik dari wudlu berupa mencuci muka, mensucikan bagian tubuh yang mengekspresikan pembersihanjiwa. Kemudianmencuci lengan yang berarti mensucikan perbuatan. Kegiatan membasuh kepala juga berarti sedang mensucikan otak yang mengendalikan seluruh kegiatan badan. Terakhir, saat membasuh kaki berarti mensucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup.

2. Sholat.

Pecandu yang telah disucikan oleh prosesi mandi dan wudlu, kemudian akan diajarkan dan dipandu untuk melaksanakan sholat fardhu dan sunnah sesuai dengan metode inabah ini. Tuntunan pelaksanaan sholat fardhu dan sunnah pun disesuaikan dengan ajaran islam dan kurikulum ibadah yang telah dibuat dan disarikan oleh Abah Anom.

3. Talqin Dzikir.

Pecandu yang telah pulih kesadarannya, kemudian diajak berdzikir melalui talqîn dzikr. Talqin dzikir adalah pembelajaran dzikir pada qalbu. Dzikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk ditirukan dengan mulut pula, melainkan harus dipancarkan dari qalbu untuk dihunjamkan ke dalam qalbu yang di talqin. Yang dapat melakukan talqin dzikir hanyalah orang-orang yang qalbunya sehat (bersih dari syirik) dan kuat (berisi cahaya ilahi).

4. Pembinaan.

Anak bina ditempatkan pada pondok inabah guna mengikuti program Inabah sepanjang 24 jam. Kurikulum pembinaan ditetapkan oleh Abah Anom mencakup mandi dan wudlu, shalat dan dzikir, serta ibadah lainnya.

Dengan metodologi yang dikutip dari situs resmi Pesantren Suralaya ini, terbukti tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Tidak heran pesantren yang beralamat di:

Desa Tanjungkerta – Kecamatan Pagerageung 46158, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat – Indonesia, Telp. (0265) 454830-455801 Fax. (0265) 455830 ini sangat terkenal.

Bukan hanya terkenal, namun pernah juga mendapat penghargaan “Distinguished Service Awards” dari IFNGO on Drug Abuse, serta penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia kepada KH.A Shohibulwafa Tajul Arifin atas keberhasilan metode Inabah tersebut serta jasa-jasanya di bidang rehabilitasi korban Narkotika dan Kenakalan remaja.

Walau pun akhirnya Abah Anom meninggal dunia tahun 2012, metoda Inabah yang ditemukannya tetap dipakai oleh penerus pesantrennya.

Selain Itu, ada juga beberapa Pesantren lainnya yang juga membuka program rehabilitasi pecandu narkoba, antara lain:

A. Pondok Pesantren Al Islamy, Pondok ini didirikan oleh mualaf, Anastasius Priharsoyo yang terletak di Pedukuhan Padaan Kulon, Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo. Pondok pesantren ini sudah berhasil merehabilitasi ribuan pecandu narkotika sejak didirikan pada 1984 silam, pondok ini melakukan pendekatan religi untuk penyembuhan. Disamping itu juga memakai penanganan melalui pendekatan medis umum juga dilakukan.

B. Pesantren Rehabilitasi Mental Az-Zainy, Pondok Pesantren ini didirikan oleh KH Zain Baik yang akrab dipanggil Gus Zain. Menurut Gus Zain, ia termotivasi untuk pondok pesantren rehabilitas narkoba ini karena selama ini sudah terlalu banyak pesantren lain hanya mengkhususkan membina orang waras. Padahal pecandu narkoba juga mempunyai hak untuk sembuh dan mempunyai hak untuk mendapatkan ilmu ahlak dan umum.

Nah, dari beberapa yang disebutkan diatas—tentu masih banyak lagi pesantren lain yang mempunyai niat yang sama walau mungkin berbeda secara teknis konsep dan metode. Namun apa pun konsep dan metodenya. Semuanya sangat bermanfaat untuk memberikan alternatif rehabilitasi bagi korban yang berniat sembuh atau disembuhkan.