TQN1-1-670x440

TQN Bandung Barat Gelar Ataqoh Kubro, 500 Jamaah Baru Ikut Talqin Dzikir

Bandung – Dalam acara Ataqoh Kubro Jelang Ramadhan Sabtu (12/5) di Kabupaten Bandung Barat, Mudir Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) KH. Wahfiudin Sakam menyampaikan talqin dzikir bagi sekitar 500 jamaah baru.

Menurut Ketua Yayasan Serba Bakti (YSB) Pontren Suryalaya Perwakilan Kab. Bandung Barat H. Supadi, acara yang digelar di Masjid Jami Baitul Amanah, Cikamuning Sadang, Ciburuy, Padalarang ini dimulai sekitar pukul 20.00 WIB.

Dalam sambutannya ia berterimakasih kepada Kyai Wahfiudin yang selalu membimbing ikhwan TQN di Bandung Barat. “Alhamdulillah setiap tahun beliau selalu mengunjungi kami untuk melakukan pembinaan,” ujarnya.

“Saat ini sudah ada sekitar dua belas ribu ikhwan TQN di Bandung Barat. Di setiap kecamatan ada majelis manaqib. Alhamdulillah jumlah ikhwan terus meningkat dari yang sebelumnya hanya dua ribu saat pengurus baru dilantik tahun 2014,” sambungnya.

Sebelum proses talqin, Kyai Wahfiudin menjelaskan pentingnya menata qalbu menuju Ilahi dengan dzikrullah. Ia menjelaskan dzikir mempunyai dua makna. Yang pertama adalah bermakna menyebut. “Bisa menyebut dzat, sifat, martabat maupun ayat. Yang namanya menyebut terdengar suara dan terlihat mulut mengucapkan. Inilah yang dikenal dengan dzikir jahri,” ujarnya.

“Sementara makna dzikir yang kedua adalah mengingat, mengenang, merasakan, menyadari. Inilah yang kita kenal dengan dzikir sirri,” lanjut ia menjelaskan.

Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat ini mengutip surat al-Mulk ayat 13 yang artinya, “Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”

Setelah selesai talqin dzikir, Haji Supadi berharap ikhwan yang lama dapat terus mendampingi yang baru agar istiqamah dalam mengamalkan. “Insya Allah jika istiqamah akan mudah membantu menyebarkan dakwah TQN minimal ke keluarga dan kerabatnya.”

Ketua perwakilan yang dilantik tahun 2014 ini mengucapkan apresiasinya kepada tim dakwah dan riyadhah YSB Perwakilan Bandung Barat, khususnya Ustadz Muhammad Syahrum yang berhasil menyelenggarakan kegiatan. “Banyak jamaah baru yang hadir dari Padalarang, Cipendeuy, Cikalong, Cililin, bahkan ada yang dari Kota Bandung,” tutupnya.

20180501_002641-670x377

Khalwat Angkatan V Resmi Ditutup

(Meneruskan artikel sebelumnnya : TQN Center Jakarta Gelar Khalwat 40 Hari )

Jakarta – Program khalwat 40 hari yang diadakan TQN Center Jakarta Selasa dinihari (1/5) resmi ditutup oleh Ketua Korwil DKI Jakarta KH. Wahfiudin Sakam. Acara penutupan diadakan selesai ibadah shalat nisfu sya’ban.

Sebelumnya selama dua hari, 18 peserta dari berbagai daerah dan luar negeri memaparkan rencana dakwah di wilayah masing-masing. Paparan dilakukan dihadapan ketua pelaksana Ustadz H. Andhika Darmawan dan Sekretaris Ustadz H. Handri Ramadian.

Dihadapan para peserta dan panitia, Kyai Wahfiudin mengingatkan inti dari bertarekat adalah terus melakukan perjalanan ruhani. “Kita adalah para pengembara, pengembara secara fisik maupun ruhani. Namun perjalanan ini bukanlah untuk memperturutkan al-hawa,” ujarnya.

“Maka itu kita harus menyiapkan diri agar diperjalankanNya. Persiapan yang paling utama adalah membersihkan qalbu,” lanjut Mudir Aam JATMAN.

H. Andhika menyampaikan program  khalwat 40 hari adalah upaya mencetak kader muballigh, muharrik & muaddib unggulan TQN Suryalaya. 

“Terimakasih atas kesungguhan peserta, kerjasama para panitia dan donatur serta ikhwan yang mendukung acara ini,” kata H. Handri menambahkan.

Di akhir sesi Kyai Wahfiudin menyematkan rompi kepada seluruh peserta khalwat angkatan ke-5, membagikan sertipikat dan hadiah sarung.

“Semoga sepulang dari khalwat kita semua semakin kuat dalam mendakwahkan tarekat untuk lingkungan,” tutupnya. (Idn)

(Sumber : TQNNews.com)

manaqib.id

Sang Pemilik Qalbu

Ada seorang lelaki di Gunung Guci, Tegal, Jawa Tengah bernama Dakot. Namanya tersohor di tempat itu. Jika kita pergi ke Gunung Guci saat ini, tanyalah nama Dakot, Insya Allah semua orang kenal dia. Dakot dulunya telah khatam melakukan molimo (lima dosa). Dia berkata bahwa air minumnya adalah minuman keras.

Ia dulu bekerja di bagian restribusi wisata pemandian air panas Gunung Guci. Uang habis di meja judi, berantem adalah hobi dan pekerjaannya sehari-hari. Mencicipi wanita yang bagaimanapun dia sudah pernah. Intinya semua kemaksiatan seakan-akan sudah pernah ia lakukan. Suatu saat ia datang ke Pondok Pesantren Suryalaya karena diakali temannya, Selamet Anshori yang mengatakan kepadanya bahwa ada seorang dukun sakti di Suryalaya yang dapat memberikan ilmu kanuragan kepada Dakot.

Dakot yang gemar dengan ilmu-ilmu seperti itu sangat senang mendengarnya. Ia lalu menerima tawaran Selamet Anshori.

Ketika sampai di Pondok Pesantren Suryalaya pun, di mobil, Dakot masih membawa satu kerat minuman keras padahal mau bertemu dengan Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS (Abah Anom). Dakot yang masih teler berat tadinya tidak mau masuk bertemu Abah Anom, namun akhirnya bersama lima orang temannya, ia masuk ke rumah Abah Anom. Di dalam rumah tersebut, Abah Anom memberikan pembelajaran (talqin) dzikir.

Awalnya, Dakot menunjukan penolakan untuk ditalqin. Namun setelah tangan Abah Anom dengan lembut memegang kepala Dakot untuk nunduk, Dakot menurut dan proses talqin dzikirpun terjadi. Proses talqin dzikir ini menembus qalbu Dakot. Dakot juga dido’akan. Terjadilah perubahan yang dahsyat dalam diri Dakot.

Dakot bertobat, ia kemudian dikenal sebagai orang yang tekun beribadah dan membenci maksiat. Ia menjadi tokoh di tempatnya dam gemar mengajak masyarakatnya beribadah, berdzikir dan berbuat baik.

Ada beberapa hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Dakot ini jika dikaitkan dengan profesi guru yang harinya diperingati setiap tanggal 25 November. Hikmah dan pelajaran yang sekaligus bahan introspeksi bagi para guru, yaitu Abah Anom adalah guru. Bahkan memiliki lembaga pendidikan. Walau pekerjaannya sama dengan guru-guru lainnya, yaitu mengajarkan ilmu dengan penguasaan yang baik terhadap prinsip-prinsip didaktik metodik, tetapi Pangersa Abah lebih dari itu. Bagi Abah Anom, murid tidak hanya pintar dalam penguasaan pelajaran umum dan agama yang literlek. Murid harus diberikan pembelajaran (talqin) dzikir yang dapat menembus ke dalam qalbu dan dapat membersihkan qalbu. Qalbu yang bersih atau suci dapat tersambung dengan Allah SWT Yang Maha Suci dan Maha Mensucikan. Jika qalbu mereka bersih, maka perilaku mereka pun menjadi bersih dan baik.

Bukankah tujuan pendidikan nasional tidak sekedar mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani saja, tetapi juga mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, sehat ruhani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan?

Selain itu, murid juga harus dido’akan. Di dalam Islam, do’a memiliki kedudukan yang penting. Ada beberapa hadits yang menunjukan hal itu.

Sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada do’a.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah).

“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang bila dimintai (sesuatu).” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Majah).

“Sesungguhnya do’a itu dapat member manfaat (bagi pelakunya) untuk sesuatu yang telah terjadi. Maka wahai hamba Allah, lakukanlah do’a itu.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar).

“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdo’a kepada Allah, kecuali akan dikabulkan do’anya atau dijauhkan suatu keburukan atau musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit).

IMG_20180331_113419

Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah

  1. Pengertian Tasawuf

Tasawuf berpangkal pada pribadi Nabi Muhammad SAW, gaya hidup sederhana, tetapi penuh kesungguhan. Akhlak Rasul tidak dapat dipisahkan serta diceraikan dari kemurnian cahaya Alquran. Akhlak Rasul itulah titik tolak dan garis perhentian cita-cita tasawuf dalam Islam itu.

Dhunnun al-Misri, seorang sufi yang terkemuka, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf ialah pembebasan dari ragu dan putus asa, kemudian tegak berdiri beserta yakin iman. Pengertian yang simpang siur tentang urat bahasa sufi dan tasawuf menimbulkan pengiraan bahwa tasawuf Islam mencakup pula bahan-bahan sufi Yunani dan mistik, serta Hindu Farsi. Pandangan tersebut merupakan pengiraan yang keliru dan mengelirukan. Terlepas dari adanya pengakuan jujur tentang adanya persamaan yang tampak lahirnya, ataupun mengenal istilah-istilah dan cara-cara melatih jiwa. Di dalam tasawuf Islam ditemukan ciri-ciri yang istimewa; yaitu pengembalian dengan cara mutlak segala persoalan agama dan kehidupan kepada Alquran dan Sunnah.

Al-Junaid, penghulu sufi Islam, di dalam redaksi yang bermacam-macam menegaskan bahwa yang mungkin menjadi ahli tasawuf itu hanyalah barang siapa yang mengetahui keseluruhan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena itu yang sebenarnya tasawuf adalah kefanaan diri ke dalam kemurnian Alquran dan Sunnah.

Pengertian Tarekat

Secara terminologi (istilah) tarekat yang berasal dari kata thariqah itu mula-mula berarti jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian ia digunakan untuk menunjuk suatu metode psikologi moral untuk membimbing seseorang mengenal Tuhan. Tarekat dalam pengertian inilah yang digunakan dalam karya al-Junayd, al-Hallaj, al-Sarraj, al-Hujwiri, dan al-Qushayri. Melalui jalan itu seseorang dengan menempuh berbagai tingkatan psikologis dalam keimanan dan pengamalan ajaran Islam dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhan dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi, sehingga akhirnya ia mencapai realitas (hakikat) Tuhan yang tertinggi.

Tarekat adalah suatu metode praktis dalam membimbing murid dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan tindakan melalui tingkatan-tingkatan secara berurutan untuk merasakan hakikat Tuhan. Tarekat adalah jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi agar berada sedekat mungkin dengan Allah.

Berdasarkan uraian itu maka dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah jalan yang ditempuh murid agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan di bawah bimbingan guru (mursyid).

Perkembangan Tarekat

Di Indonesia kita lebih banyak mengenal ajaran tasawuf lewat lembaga keagamaan non-formal yang namanya tarekat. Di Jawa Timur misalnya, kita jumpai Thariqah Qadiriyah yang cukup dikenal, disamping Thariqah Naqsabandiyah, Syadziliyah, Tijaniyah, dan Sanusiyah. Dalam satu dasawarsa terakhir ini, kita melihat adanya langkah lebih maju dalam perkembangan tarekat-tarekat tersebut dengan adanya koordinasi antara berbagai macam tarekat itu lewat ikatan yang dikenal dengan nama Jam’iyah Ahlal-Thariqah al-Mu’tabarah.

tasawuf

Fungsi dan Hukum Bertasawuf (2/2)

Seorang hamba jika ikhlas dan ridha dalam menjalankan tugas kehambaannya di hadapan Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya dari arah manapun. Allah akan memuliakannya dengan anugerah ilmu yang tidak dia ketahui sebelumnya.

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 282, “Dan bertakwalah kalian kepada Allah, niscaya Allah akan mengajari kalian.” Demikian yang dipaparkan Syaikh ath-Thahthawi dalam bukunya Hasyiyah ath-Thahthawi ‘ala maraqi al-Falah.

Sayangnya tidak setiap orang mampu mengetahui penyakit batinnya sendiri. Dia selalu merasa amal ibadah yang dilakukan telah sempurna, atau merasa batinnya sudah bersih. Padahal, kenyataannya amal ibadahnya sangat jauh dari sempurna dan batinnya masih digerogoti virus-virus yang menyesatkan. Dia memerlukan cara atau metode khusus untuk mengetahui dan mengobati dirinya dari penyakit tersebut. Untuk maksud itulah tasawuf dilahirkan.

Syaikh Ibnu Zakwan berkata, “Tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan cara membersihkan diri dari segala kotoran ruhani.”

Ilmu tasawuf memfokuskan diri pada pengobatan penyakit-penyakit batin. Ia juga bertujuan untuk mengajarkan sifat-sifat mulia seperti taubat, takwa, istiqamah, jujur, ikhlas, zuhud, tawakal, ridha, berserah diri, cinta kasih, zikir, muraqabah dan lain-lain. Ia juga mengajarkan bagaimana menjauhi sifat-sifat tercela, seperti dendam, dengki, iri hati, suka dipuji, angkuh, pamer, marah, tamak, kikir, mengagung-agungkan harta, merendahkan orang miskin dan lain-lain. Dengan tasawuf orang itu dapat membebaskan hatinya dari keterikatan kepada selain Allah dan menghiasinya dengan dzikir kepada-Nya.

Meskipun batin dan jiwa adalah objek terpenting dari kajian tasawuf, tetapi ia tetap tidak mengesampingkan aspek lahir, aspek ibadah fisik dan harta. Tasawuf bukan sekadar wirid dan dzikir, seperti banyak yang disalahfahami orang. Tasawuf merupakan metode praktis dan sempurna yang dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang lurus, ideal dan sempurna, jauh dari sesat dan penyimpangan.

Tasawuf adalah ruh dan jantung Islam yang terus berdenyut. Agama Islam bukan sekedar amalan-amalan lahiriah dan formalistik. Ia juga menyimpan aspek-aspek ruhani yang merupakan kekuatan tersebunyi di balik amalan-amalan lahiriah dan formalistik tersebut.

Kemerosotan kaum Muslimin tidak lain disebabkan mereka telah jauh dari nilai-nilai ruhani agamanya. Mereka telah disibukkan oleh urusan-urusan materi/duniawi. Maka, para ulama dan para sufi pun mulai mengajak mereka untuk bergabung dan belajar bersama kelompok-kelompok dzikir. Hal itu tidak lain agar bisa menyelaraskan antara raga dan jiwa, agar bisa lebih dekat mengenal Allah (ma’rifatullāh), agar bisa memenuhi hati dengan cinta kasih, muraqabah dan dzikir kepada-Nya.

Penelitian dan perenungan panjang yang dilakukan Imam al-Ghazali terhadap ajaran-ajaran tasawuf membawanya pada kesimpulan, bahwa belajar dan menggeluti tasawuf bersama para sufi adalah fardhu ‘ain. Sebab, tidak seorangpun dapat terbebas dari aib atau kesalahan kecuali para nabi. Kaum sufi adalah orang-orang yang teguh dan tekun membersihkan diri dari aib dan kesalahan, sebagaimana yang telah dituntunkan oleh Nabi.

Diperlukan tekad yang bulat, kesabaran dan kesungguhan. Sebab meniti jalan tasawuf sangatlah sulit. Namun, jika itu bisa dilewati, maka kita bisa selamat dari murka Allah. (Tamat)

sholat-shubuh-jpg

Fungsi dan Hukum Bertasawuf (1/2)

Aturan-aturan syari’at atau hukum taklifi yang diturunkan kepada manusia ada dua macam. Pertama, yang berkaitan dengan amal lahir, dan kedua berkaitan dengan amal batin.

Yang berkaitan dengan amal lahir dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu perintah, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain, serta larangan, seperti zina, mencuri, meminum khamr dan lain-lain. Amal batin juga dibagi menjadi dua, yaitu perintah, seperti iman, ikhlas, ridha, jujur dan khusyu’, serta larangan, seperti kufur, syirik, kemunafikan, sombong, riya dan lain sebagainya.

Kedua bagian syariat itu adalah penting, karena merupakan ketentuan agama. Akan tetapi, amal batin lebih penting dan lebih utama. Sebab, amal batin adalah fondasi atau sumber dari amal-amal lahir. Jika amal batin rusak, maka amal lahir akan rusak. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Kahfi ayat 110: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”

Lebih lugas lagi, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan melihat jasad dan bentuk tubuh kalian, tetapi Dia melihat qalbu kalian.” (HR. Muslim).

Jadi, ukuran baik tidaknya seseorang di mata Allah tergantung pada baik-buruknya batin atau qalbunya yang merupakan sumber amal-amal lahir. Maka, membersihkan qalbu dan mensucikan jiwa adalah kewajiban individual (fardhu’ain) yang paling penting dan perintah Allah yang paling utama.

Beberapa dalil al-Quran yang banyak menyinggung tentang perbuatan-perbuatan dosa yang sifatnya tersembunyi yang seringkali tidak disadari oleh pelakunya.

QS Al-A’raf: 33; “Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi’.”

QS Al-An’am: 151; “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi.”

Para ahli tafsir mengatakan bahwa perbuatan keji yang tersembunyi maksudnya adalah dendam, riya, iri hati dan kemunafikan.

Keterangan dari al-Quran di atas dijelaskan Nabi dalam sabda-sabdanya. misalnya, hadits-hadits tentang larangan dendam, sombong, ria, dengki dan sifat-sifat tercela lainnya jumlahnya sangat banyak. Begitu juga hadits-hadits yang memerintahkan untuk menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Contohnya adalah hadits berikut:

“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam qalbunya ada sedikit saja kesombongan.” (HR. Muslim)

“Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha Illallaah. Yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan malu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa kesempurnaan iman hanya bisa diperoleh dengan melengkapi/menyempurnakan bagian-bagian iman tersebut di dalam diri.

Para ulama sepakat bahwa penyakit batin seperti syirik, riya, sombong, dengki, ujub, munafik dan sebagainya adalah dosa besar. Melakukan dosa besar adalah haram menurut syariat. Penyakit-penyakit batin ini bisa menjangkiti siapa saja. Oleh karenanya, mengetahui macam-macam penyakit batin menurut Ibnu Abidin adalah wajib ‘ain (wajib bagi setiap mukmin). Ini berarti mengetahui batasan, penyebab, tanda-tanda serta mengetahui metode pengobatannya, adalah wajib ‘ain. Barangsiapa yang tidak mengetahui kejahatan, maka dia akan mudah terperosok ke dalamnya. Bersambung…

pondok-pesantren-suryalaya-1-670x400

Sekretariat Pontren Suryalaya Rilis Pelaksanaan Shalat Sunat Rajab 1439 H

Jakarta – Guru Mursyid Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, KH. Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin (qs) pada tanggal 1 Juni 1982 menandatangani maklumat No: 88.PPS.XI.1995  tentang ibadah shalat sunat Rajab. Pelaksanaan ibadah ini merujuk pada kitab al-Ghunyah Li Thalibi Thariqi al-Haq karya Tuan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (qs).

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Sekretariat PP Suryalaya Februari, shalat sunat Rajab tahun 1439 H / 2018 M, Insya Allah akan dilaksanakan pada,

  1. Malam tanggal 1 Rajab (Ahad malam tanggal 18 Maret),
  2. Malam Jum’at pertama bulan Rajab (Kamis malam tanggal 22 Maret),
  3. Malam tanggal 15 Rajab (Ahad malam tanggal 1 April), dan
  4. Malam terakhir bulan Rajab (Ahad malam tanggal 15 April)

Dalam rilis yang redaksi terima dijelaskan tata cara; niat, bacaan dan jumlah rakaat serta dan doa-doa yang disarankan. Bacaan tasbih 10 hari pertama adalah Subhanallahil Hayyul Qayyum, sedangkan pada 10 hari yang kedua (11-20 Rajab) adalah Subhanallahil Ahadush Shamad dan Subhanallahir Rauuf pada 10 terakhir (21-akhir Rajab).

Untuk lebih lengkapnya KLIK link Dibawah ini :

Jadwal Pelaksanaan Shalat Sunat Rajab 1439 H

BI FESYAR REGIONAL JAWA 2017_2

Pesantren Suryalaya Dalam Festival Ekonomi Syariah BANK INDONESIA Regional Jawa

Pada bulan yang lalu yaitu bulan Agustus Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Festival Ekonomi Syariah yang diisi dengan berbagai acara termasuk didalamnya ada berbagai lomba yang diikuti oleh berbagai kalangan. Pada kegiatan tersebut Pondok Pesantren Suryalaya diundang untuk berpartisipasi dalam berbagai lomba. Pondok Pesantren Suryalaya mengirimkan perwakilannya dalam lomba tersebut diantaranya mengikuti Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami, Lomba Kaligrafi dan Lomba Pemilihan Entrepreneur Muda Syariah.

Pada ketiga lomba yang diikuti perwakilan Pondok Pesantren Suryalaya, salah satunya menjadi Juara I yaitu pada Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami.

Kemudian Pemenang dari Lomba Kesenian Daerah Bernuansa Islami akan diikut sertakan pada Lomba di tingkat Regional Jawa yang dilaksanakan pada tanggal 15 September 2017 di Bale Asri PUSDAI Bandung.
Syukur Alhamdulillah, pada kesempatan lomba kali ini pun perwakilan Pondok Pesantren Suryalaya diwakili oleh Siswa/Siswi SMA Serba Bakti yang mewakili BI Kantor Perwakilan Jawa Barat menjadi Juara I yang nantinya akan mewakili BI Regional Jawa pada Festival Ekonimi Syariah Tingkat Nasional.